Sabtu, 30 Desember 2017

Takaran Dan Timbangan



TAKARAN DAN TIMBANGAN

Laporan Mata Kuliah Agama Islam
Mengurangi takaran dan timbangan adalah dosa besar yang sering diabaikan. Dosa ini masih “kalah pamor” atau tenggelam dengan dosa besar lainnya seperti menyekutukan Allah, membunuh, atau dosa riba yang aplikasinya masih menjadi perdebatan. Dalam Al-Qur’an, perintah untuk menyempurnakan takaran dan timbangan sekaligus larangan keras untuk mengurangi takaran atau timbangan menjadikan pelanggaran terhadapnya menjadi sebuah dosa besar. Salah satu kaum yang pernah terkena azhab Allah karena sering berbuat curang mengurangi takaran dan timbangan adalah kaum Nabi Syuaib A.S. Kaum Nabi Syuaib A.S. disebut kaum Madyan. Dikisahkan dalam Al-Qur’an, setelah Kaum Madyan menolak seruan Nabi Syuaib untuk menyempurnakan takaran dan timbangan, mereka malah berolok-olok untuk disegerakan azhab Allah. Maka azhab itu benar-benar datang (kisah ini dapat dilihat di Al-Qur’an Surat Huud ayat 83-95).
Mengurangi takaran dan timbangan digolongkan sebagai dosa besar, padahal tampaknya manifestasinya tidak terlalu besar seperti membunuh, dalam hal ini cukup saja kita mengkaitkan sifat manusia yang serakah dan akan semakin meningkat keserakahannya seiring dengan menuruti hawa nafsunya. Sekarang jika seseorang bisa melakukan penipuan kecil-kecilan dengan mengurangi takaran atau timbangan yang dengan itu dia bisa mendapatkan margin keuntungan beberapa waktu. Lalu semakin lama ia bisa mencurangi takaran barang dengan bagian bahan yang lain. Lalu bayangkan jika barang itu adalah bahan makanan yang dioplos dengan bahan yang berbahaya dan haram. Bisa dibayangkan bila obat dengan ukuran yang tidak semestinya atau palsu. Bagaimana kalau bangunan jembatan dengan pengurangan ukuran yang sudah distandarkan. Selanjutnya bisa menilai, seberapa besar kekacauan dan kejahatan yang membesar itu, apa lagi itu sudah menjadi perbuatan sebuah kaum yang besar dan semakin merebak ke masyarakat. Sungguh, Allah Maha Mengetahui tentang apa-apa yang tidak kita ketahui sebelumnya.
Ayat-ayat Yang Menjelaskan Tentang Memenuhi Takaran Dan Timbangan
1.      Surat Al-Isra’ ayat 35 yang berbunyi:
وَأَوْفُوْاالكَيْلَ إِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوا بِالقِسْطَاسِ المُسْتَقِيْمِقلى ذلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيْلًا (الإسراء:35)
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
2.      Surat Hud ayat 84-85 yag berbunyi:
وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًاقلى قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواللهَ مَالَكُمْ مِنْ إلهٍ غَيْرُهُقلى وَلَا تَنقُصُواالمِكْيَالَ وَالمِيْزَانَ إِنِّى أَراكُمْ بِخَيْرٍ وَإِنِّى أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُحِيْطٍ (هود: 84)
وَيَا قَوْمِ أَوْفُوْا المِكْيَالَ وَالمِيْزَانَ بِالقِسْطِ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِى الأَرْضِ مُفْسِدِيْنَ((هود: 85)
“Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)."
“Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan”.
3.      Surat Al-A’raf ayat 85 yang berbunyi:  
وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًاقلى قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواللهَ مَالَكُمْ مِنْ إلهٍ غَيْرُهُقلى قَدْ جَائَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَوْفُواالكَيْلَ وَالمِيْزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِى الأرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَاقلى ذلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ (الأعراف : 85)
“Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman."
4.    Surat Al-Muthaffifin ayat 1-6, yang berbunyi:
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ﴿١﴾الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ﴿٢﴾وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ
وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ﴿٣﴾أَلَا يَظُنُّ أُولَٰئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ﴿٤﴾لِيَوْمٍ عَظِيمٍ﴿٥﴾
يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ(6)
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar