Sabtu, 30 Desember 2017

Konsep Ibadah Dalam Islam



KONSEP IBADAH DALAM ISLAM

Laporan Mata Kuliah Agama (Islam)
Ibadah diambil dari bahasa Arab  yang artinya adalah menyembah. Konsep ibadah memiliki makna yang  luas yang meliputi seluruh aspek kehidupan baik sosial, politik maupun budaya. Ibadah merupakan karakteristik utama dalam sebuah agama, karena pusatnya ajaran agama terletak pada pengabdian seorang hamba  pada Tuhannya. Allah SWT dengan jelas dalam surah annisa : 36 menyatakan :
36. sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil [295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
Berbicara tentang ibadah berarti membahas  mengenai posisi  diantara  dua dimana yang satu kedudukannya lebih tinggi dari yang lain seperti hubungan antara seorang majikan dan budaknya. Seorang budak tidak memiliki kekuatan lain kecuali hanya tunduk dan patuh pada perintah majikannya. Seorang budak tentu didasari oleh kesadarannnya sebagai hamba yang lemah dan tak berdaya. Oleh karena itu kesadaran ibadah bersifat fitriah, karena manusia menyadari akan kekurangan dan kelemahan dirinya, sehingga ia membutuhkan kekuatan lain yang dapat memberikan  bantuan dan pertolongan. Kecendrungan ini disebutkan oleh Allah di dalam  alquran  surah adzariat : 56,
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Ayat ini menjelaskan tentang kecendrungan fitrah manusia untuk beribadah. Tidak  mungkin ada mahluk yàng keluar dari kecendrungannya sebagai hamba, namun kecendrungan ini jika tidak diiringi oleh wahyu maka ketundukan manusia sebagai bentuk penghambaan diri pada yang mutlak menjadi pembelengguan   diri manusia, sehingga  manusia jatuh ke dalam derajat yang hina.
Menurut Ibnu Taimiyah ,   ibadah pada asalnya mengandung pengertian rasa hina terhadap yang dipuja. Karena itu  beliau mengemukakan  “barangsiapa yang tunduk terhadap seseorang tetapi ia tidak mencintainya , maka ia bukanlah seorang pengabdi, demikian pula sebaliknya, jika seseorang mencintai orang lain tetapi tidak mentaatinya tidak pula ia dikatakan sebagai pengabdi.”
ASAS-ASAS IBADAH
1. Ketundukan - menurut, mengikut dan mendekatkan diri dengan segala perintah yang disyariatkan Allah. Ketundukan ini berasaskan kepada perasaan sedar terhadap keesaan Allah dan kekuasaanNya ai atas segala sesuatu dibandingkan dengan kedaifan dan kekerdilan diri sendiri.
2. Kecintaan - kepatuhan ini hendaklah juga lahir dari rasa cinta kepada Allah. Ia berdasarkan kesedaran manusia terhadap limpah kurnia Allah, nikmat-nikmat dan rahmatNya. Kesedaran ini juga lahir daripada rasa kagum terhadap kemuliaan dan kesempurnaan Allah.
Firman Allah:

Maksudnya:
“Katakanlah: Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, nescaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Ali Imran : 31
Firman Allah:

Maksudnya:
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” Al-Baqarah : 165

CIRI-CIRI IBADAH
1. Perhubungan manusia dengan Tuhan adalah secara terus - tidak memerlukan perantaraan sebagaimana ajaran Kristian. Allah sahaja hukum, tempat mengadu dan meminta ampun.
2. Peribadatan tidak terkongkong di tempat-tempat tertentu.
3. Ruang ibadah di dalam Islam sangat luas - meliputi setiap aktiviti kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan adalah ibadah sekiranya cukup syarat.

MATLAMAT DAN TUJUAN IBADAH
Kenapakah kita beribadah menyembah Allah SWT? Kenapakah Allah mewajibkan kita beribadah dan mentaatiNya? Adakah sebarang faedah diperolehiNya daripada perasaan khusyuk dan ikhlas kita yang patuh kepada perintah dan meninggalkan laranganNya? Kiranya ada manfaat maka apakah hakikatnya manfaat itu? Adakah sasaranya semata-mata perintah Allah yang kita mesti melaksanakannya?
Friman Allah:

Maksudnya:
“Aku tidak berhajatkan rezeki sedikitpun dari mereka itu dan aku tidak menghendaki mereka memberi Aku makan.” Adz-Dzaariyaat : 57
Firman Allah:

MAksudnya:
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” Faathir : 15
Firman Allah:

Maksudnya:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang soleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri.” Fussilat :46
Firman Allah:

Maksudnya:
“Dan barangsiapa yang mensucikan diri mereka, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan diri sendiri.” Faathir : 18
Firman Allah:

Maksudnya:
“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya untuk dirinya sendiri.” Al-Ankabut : 6
KESIMPULAN
Kita seharusnya menyedari betapa pentingnya untuk kita mengetahui serta membezakan konsep ibadah yang ditentukan olah Islam dan bukan Islam. Ibadah merupakan pengabdian diri yang berterusan kepada Allah, mengamal serta mengikuti kehidupan sebagaimana yang ditentukan olehNya sepanjang masa.
Keimanan menuntut kita merealisasikannya di dalam kehidupan.
Firman Allah:

Maksudnya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan (memperolehi) syurga yang telah dijanjikan olah Allah kepadamu.” Fussilat : 30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar