Sabtu, 30 Desember 2017

Manusia Makhluk Otonom



MANUSIA MAKHLUK OTONOM

Laporan Mata Kuliah Agama (islam)
Sebagai makhluk otonom, manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan sikap, dengan kata lain, ia adalah makhluk yang mandiri. Secara etimologi, Otonomi berasal dari bahasa Yunani “autos” yang artinya sendiri, dan “nomos” yang berarti hukum atau aturan, jadi pengertian otonomi adalah pengundangan sendiri. Otonom berarti berdiri sendiri atau mandiri. Jadi setiap orang memiliki hak dan kekuasaan menentukan arah tindakannya sendiri. Ia harus dapat menjadi tuan atas diri. Berbicara mengenai manusia bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana, karena manusia banyak memiliki keunikan. Keunikan tersebut dinyatakan sebagai kodrat manusia. Manusia sulit dipahami dan dimengerti secara menyeluruh tetapi manusia mempunyai banyak kekuatan-kekuatan spiritual yang mendorong seseorang mampu bekerja dan mengembangkan pribadinya secara mandiri. Arti otonom adalah mandiri dalam menentukan kehendaknya, menentukan sendiri setiap perbuatannya dalam pencapaian kehendaknya.
Manusia adalah makhluk tuhan yang otonom, pribadi yang tersusun atas kesatuan harmonik jiwa raga dan eksis sebagai individu yang masyarakat. manusia lahir dalam keadaan yang serba misterius. artinya, sangat sulit untuk diketahui mengapa, bagaimana, dan untuk apa kelahirannya itu. yang pasti manusia dilahirkan oleh "Tuhan" melalui manusia lain (orang tua), sadar akan hidup dan kehidupannya, dan sadar pula akan tujuan hidupnya (kembali kepada Tuhan). kenyataan itu memberikan kejelasan bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk yang lemah. Keberadaanya sangat bergantung kepada PenciptaNya (Tuhan). Segala potensi dirinya ditentukan secara mutlak oleh Sang Pencipta. Segala potensi diri ditentukan secara mutlak oleh Sang Pencipta. Manusia tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Sang Pencipta kecuali Pasrah. 1. Manusia dan Kehidupannya Sebagai makhluk Tuhan yang bebas dan otonom, berjiwa dan berbadan, sekaligus makhluk individu dan makhluk sosial, manusia selalu bergerak dinamis ke arah suatu tujuan yang diinginkan. Keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan bertentangan secara mtlak dengan keberadaanya sebagai makhluk otonom yang bebas dan lepas dari Tuhan. selanjutnay hakikat pribadi manusia sebagai jiwa dan raga mempunai kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Jiwa dan raga sering mempunyai kebutuhan selaras dan seimbang, tetapi kadang-kadang bertolak belakang. Untuk menyelaraskan kebutuhan jiwa dan raga, manusia harus memperhatikan batas-batas yang sesuai, bukan berlebih-lebihan. dengan demikian, pemenuhan kebutuhan raga bisa memberikan ketenangan jiwa dan kesegaran raga. 2. Manusia sebagai Makhluk Berfikir Manusia mempunyai keahlian lain dibanding dengan makhluk hidup yang lain, yaitu berfikir. Perkembangan pemikiran manusia yang semakin fungsional-pragmatis mendominasi kehidupan manusia. Oleh karena itu, semestinya manusia sadar pada keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan dan makhluk Sosial. Dengan demikian hasil pemikiran senantiasa dipertimbangkan nilai-nilai minimalnya sehingga mampu meluruskan pembelokkan-pembelokkan pemikiran yang fungsional-pragmatis tersebut.
Allah selalu memberikan nikmat kepada setiap mahluknya diantaranya adalah sebagai berikut:

      1. Nikmat Fitriyah.
Nikmat Fitriyah adalah nikmat yang ada pada diri kita atau personal kita. Misal: Allah memberikan kita hidup ini, tangan, kaki, wajah yang menawan, mata, telinga dan anggota tubuh yang lain. Ini wajib kita syukuri. Dan janganlah angkuh seandainya kita diberikan rupa yang menarik. Syukurilah bahwa itu nikat yang diberikan oleh Allah semata-mata untuk hak-hal kebaikan.
      2. Nikmat Ikhtiyariyah.
Nikmat ini berupa nikmat yang kita peroleh atas usaha kita. Misalnya: Harta yang banyak, Kedudukan yang tinggi, Ilmu yang banyak, Pengaruh yang besar, Posisi, Jabatan, Tanah, Mobil dan lain-lain yang kita peroleh atas usaha kita. Nikmat ini harus kita syukuri. Sedekahkan harta yang kita miliki dan pergunakan ke jalan yang diridhoi Allah. Jika menjadi pemimpin dengan jabatan yang tinggi, jangan kita salah gunakan jabatan tersebut, karena itu semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

3. Nikmat Alamah.
Nikmat alam sekitar kita. Kita tidak bisa hidup jika Allah tidak memberikan nikmat alamiah ini. Misalnya: Air, Udara, Tanah dan lain-lain. Mari kita syukuri semua ini dengan menjaga alam ini dari kerusakan. Menjaga udara dari pencemaran, banyak-banyak menanam pohon dan lain-lain.

4. Nikmat Diiniyah.
Nikmat Diiniyah adalah nikmat Agama Islam. Nikmat Iman. Bayangkan jika kita terlahir bukan dari rahim seorang muslimah? Mungkin saat ini kita menjadi kafir. Maka syukurilah nikmat-nikmat diin yang diberikan Allah kepada kita dengan menjalankan perintah-perintah agama serta menjauhi larangan Allah SWT.

5. Nikmat Ukhrowiyah.
Nikmat Ukhrowi adalah nikmat akhirat. Nikamt inilah yang akan kita petik nanti jika telah dihisab di yaumil mahsyar. Nikmat ini tergantung dari apa yang kita perbuat didunia ini. Jika semua nikmat diatas telah kita terima dan kita syukuri dengan baik, maka nikmat ukhrowi ini yang akan kita dapatkan dan rasakan jika nanti sudah di alam akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar